yangdialami oleh tokoh dalam cerita. 3. Rising Action (Menuju Konflik) Berisi peristiwa yang isinya berupa peningkatan masalah atau kesukaran yang dialami oleh tokoh. 4. Turning Point ( Puncak Konflik) Sering disebut juga sebagai klimaks. Bagian ini biasanya berisi penentuan dari nasib tokoh setelah mengalami berbagai persoalan dalam cerita. 5. Ketika seseorang membicarakan mengenai dokumen atau kumpulan dokumen, pasti tak lepas dari arsip dan kearsipan. Arsip dan kearsipan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan atau istilahnya selalu berhubungan. Apalagi jika menyangkut masalah perkantoran dan perusahaan, arsip dan kearsipan akan selalu berjalan beriringan dengan memiliki manfaat tersendiri. Tetapi, apa itu pengertian arsip dan kearsipan? Apakah perbedaan antara keduanya? Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai apa itu pengertian arsip dan kearsipan, Anda bisa menyimak berbagai penjelasan lengkap mengenai arsip dan kearsipan di bawah ini. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai pengertian arsip, pengertian arsip menurut para ahli, pengertian kearsipan, perbedaan arsip dan kearsipan, dan apa saja manfaat dari arsip itu sendiri. Apa itu Arsip? Arsip dapat diartikan sebagai catatan rekaman kegiatan atau sebagai sumber informasi dengan berbagai macam bentuk yang disusun dan dibuat oleh suatu lembaga, instansi, organisasi, atau bahkan perseorangan dalam rangka melaksanakan kegiatan. Arsip dalam hal ini dapat berupa surat, warkat, akta, piagam, buku, dan lain sebagainya. Arsip ini menjadi hal yang sangat penting karena dapat dijadikan bukti sahih untuk suatu tindakan dan juga keputusan. Sehingga dengan adanya pengembangan teknologi, berbagai jenis dokumen baik itu dalam bentuk digital, audio, dan juga video dapat dikembangkan oleh teknologi dan lebih memudahkan penggunanya. Kata arsip diambil dari bahasa Yunani “Arche” yang memiliki makna yaitu fungsi atau kekuasaan hukum. Selain itu, arsip juga diambil dari bahasa Inggris “Archive” yang artinya tempat atau dokumen. Sehingga dengan demikian, maka arsip ini didefinisikan sebagai kumpulan berbagai surat atau berbagai Katalog Buku Deepublish untuk Keperluan Perpustakaan Kampus dan Sekolahan Anda Download Katalog Berdasarkan pada Undang Undang Nomor 43 tahun 2009 Pasal 1 ayat 2 terkait kearsipan, arsip merupakan suatu bentuk rekaman kegiatan atau sebuah peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi, informasi, dan juga komunikasi yang dibuat serta diterima oleh lembaga negara dan lembaga lainnya. Jadi, secara umum pengertian arsip adalah sebuah catatan atau rekaman yang diketik, dicetak, atau ditulis dalam wujud angka, gambar, dan huruf yang memiliki arti dan juga tujuan tertentu untuk dijadikan sebagai suatu bahan informasi dan juga komunikasi yang prosesnya direkam dalam berbagai media, misalnya media komputer, kertas, atau kertas film. Arsip memiliki arti dan pengertian yang berbeda dengan bahan pustaka yang ada di perpustakaan tertentu. Hal ini karena arsip harus lebih autentik dan dapat dipercaya sebagai suatu barang bukti yang sah, memiliki informasi secara utuh, dan memiliki asal-usul aturan yang valid. Baca juga Arsip Digital Adalah Pengertian Arsip Menurut Para Ahli Setelah mengetahui pengertian arsip secara umum dan juga bahasa, Anda juga harus mengetahui bahwa ada beberapa ahli yang menyampaikan pendapat atau pandangannya mengenai arsip. Berikut adalah pengertian arsip menurut para ahli. 1. Lembaga Administrasi Negara Arsip adalah segala kertas, berkas, naskah, foto, film, micro film, rekaman suara, gambar peta, bagan, atau dokumen lain dalam segala macam bentuk dan sifatnya atau salinan serta dengan segala cara penciptaannya dan yang dihasilkan atau diterima oleh suatu badan, sebagai bukti dari tujuan organisasi, fungsi-fungsi, kebijakan-kebijakan, keputusan-keputusan, prosedur-prosedur, pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan lain pemerintah atau karena pentingnya informasi yang terkandung di dalamnya. 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI Arsip adalah suatu dokumen tertulis, lisan, atau bergambar dari masa lalu yang disimpan dalam media tulis, elektronik, pita video, disket komputer, flashdisk, atau harddisk, dan biasanya akan diterbitkan secara resmi oleh suatu instansi, disimpan dan dijaga di tempat tertentu sebagai referensi. 3. Ensiklopedi Administrasi Menurut ensiklopedi administrasi, pengertian arsip adalah kumpulan warkat dari suatu organisasi kenegaraan maupun badan swasta yang diadakan dalam suatu penyelenggaraan kegiatan. Kegiatan organisasi tersebut akan dinilai berharga untuk disimpan secara permanen untuk suatu keperluan tertentu. 4. Agus Sugiarto Agus Sugiarto memiliki pendapat bahwa pengertian arsip adalah kumpulan suatu dokumen yang disimpan secara teratur dan berencana karena memiliki fungsi agar setiap kali dibutuhkan bisa ditemukan kembali dengan cepat. 5. Wursanto Menurut Wursanto, arsip adalah suatu aktivitas pengaturan atau pengurusan arsip dengan memanfaatkan suatu sistem tertentu agar seluruh arsip bisa ditemukan kembali secara cepat dan mudah jika suatu waktu dibutuhkan. 6. Sularso Mulyono Sularso Mulyono menyampaikan gagasannya bahwa pengertian dari arsip adalah penempatan berbagai kertas dalam suatu tempat penyimpanan yang baik menurut aturan yang sudah ditentukan terlebih dahulu dengan sedemikian rupa, sehingga setiap kertasnya bisa ditemukan dengan cepat dan mudah jika waktunya dibutuhkan. 7. The Liang Gie The Liang Gie mengungkapkan pendapat bahwa arsip adalah kumpulan atau himpunan warkat yang disimpan secara terencana dan teratur karena memiliki nilai suatu fungsi agar setiap kali dibutuhkan, bisa ditemukan kembali dengan cepat. 8. Yohannes Suraja Pengertian arsip menurut Yohannes Suraja adalah suatu catatan atau naskah yang dibuat dan juga diterima oleh organisasi pemerintah, perorangan, atau swasta terkait suatu hal atau peristiwa kehidupannya dan dalam bentuk apapun, baik itu berkelompok, individu, yang mempunyai kegunaan tertentu, serta disimpan secara sistematis agar bila diperlukan bisa disajikan kembali dengan cepat dan mudah. Pengertian Kearsipan Berbeda dengan arsip yang sudah kita ketahui pengertiannya, kearsipan merupakan tata cara pengurusan penyimpanan warkat dan menurut aturan serta prosedur yang berlaku dengan mengingat tiga unsur pokok yang meliputi penyimpanan, penempatan, dan penemuan kembali. Kearsipan berasal dari bahasa Inggris “filling” yang artinya adalah suatu proses kegiatan pengaturan arsip atau file mulai dari penciptaan, penerimaan, pencatatan, dan penyimpanan. Proses kearsipan menggunakan sistem tertentu dalam penyusunan dan pemeliharaan arsip agar dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat serta untuk memusnahkan arsip dengan kriteria tertentu. Baca juga 4 Kendala Dalam Pengadaan Buku dan Cara Mengatasinya Perbedaan Arsip dan Kearsipan Setelah memahami pengertian dari arsip dan kearsipan, keduanya memiliki arti yang hampir sama. Akan tetapi, ada perbedaan antara arsip dan kearsipan. Perlu diketahui, arsip memiliki sifat yaitu bisa diterima oleh banyak kalangan, baik itu secara resmi atau personal. Sedangkan kearsipan merupakan cara untuk mengatur atau menyusun arsip-arsip yang telah diterima banyak kalangan. Dengan adanya kearsipan tersebut, maka tujuan pencarian arsip akan lebih mudah dilakukan, apalagi ketika seseorang membutuhkan untuk mencari informasi yang mana proses pencarian harus dilakukan. Arsip dan kearsipan juga dapat dibedakan berdasarkan pemahaman bahwa arsip merupakan media atau barang, sedangkan kearsipan adalah cara atau teknik yang mengatur dalam penyimpanan arsip agar dalam pencarian informasi atau arsip akan lebih mudah dilakukan. Untuk lebih tau mendalami masalah arsip, silakan baca Pengertian Arsip dan Fungsinya Manfaat Arsip Arsip memiliki fungsi atau manfaat yaitu sebagai suatu alat pencari informasi atau alat bukti yang digunakan untuk masa depan. Akan tetapi lebih dari itu, ada berbagai manfaat arsip yang dibagi menjadi dua, yaitu fungsi primer dan fungsi sekunder. 1. Fungsi Primer Fungsi arsip berdasarkan kepentingannya adalah sebagai suatu pendukung atas dilakukannya atau setelah kegiatan pengarsipan selesai, yang mencakup nilai guna keuangan, nilai guna hukum, dan nilai guna administrasi, serta nilai guna teknologi dan ilmiah. 2. Fungsi Sekunder Fungsi sekunder arsip adalah dapat digunakan untuk kepentingan suatu lembaga atau instansi, perorangan, serta sebagai alat bukti pertanggungjawaban yang termasuk di dalam nilai guna pembuktian dan nilai guna informasi. Ringkasan Singkat Dengan pengertian dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa arsip adalah kumpulan dokumen atau catatan sejarah yang menyajikan informasi terkait suatu tempat, organisasi, atau lembaga yang dijadikan sebagai alat untuk menyimpan dan mengatur catatan organisasi. Sementara itu kearsipan merupakan cara untuk mengatur dan juga menyusun berbagai kumpulan arsip tersebut agar dapat diterima dan digunakan oleh banyak masyarakat sesuai dengan fungsinya. 21 Sistem Subjek. Sistem subjek adalah sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan kepada isi dari dokumen bersangkutan. Isi dokumen sering juga disebut sebagai perihal, pokok masalah, permasalahan, masalah, pokok surat, atau subjek. Sistem subjek dapat dikatakan sebagai sistem yang paling sukar penanganannya.

Masalah Pokok Kearsipan Menurut Para Ahli Dalam suatu organisasi kantor berbagai masalah kearsipan sering kali muncul dan seringkali menimbulkan terhambatnya penyelesaian aktivitas surat menurat dalam lingkunagan kantor. Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa ahli berpendapat mengenai masalah-masalah pokok yang ada kaitannya dengan kearsipan. A. Menurut Moekijat Masalah-masalah yang sering dijumpai dalam administrasi kearsipan antara lain yaitu 1 Mengunakan sistem penggolongan klasifikasi yang salah 2 Pegawai-pegawai yang tidak terlatih 3 Organisasi yang kurang baik dalam perumusan tanggung jawab dan kekuasaan yang tidak jelas 4 Tidak ada prosedur-prosedur kearsipan tertentu 5 Ruang dan perlengkapan tidak sesuai dengan kegiatan 6 Tidak ada penentuan waktu yang direncanakan untuk menyimpan dan menghapuskan warkat-warkat 7 Kurang adanya pengawasan terhadap warkat-warkat surat-surat yang dipinjam atau pengembaliannya. B. Menurut E. Martono Masalah yang sering timbul berkaitan dengan warkat, antara lain yakni 1 Warkat tidak dapat ditemukan kembali karena hilang 2 Warkat setiap hari selalu bertambah 3 Warkat ditemukan setelah lam mencari dan membongkari seluruh tumpukan data 4 Peralatan penyimpanan tidak memenuhi syarat 5 Tempat penyimpanan warkat terlalu sesak kurang tempat 6 Pegawai di bidang penyimpanan warkat kurang terlatih C. Menurut The Liang Gie Masalah-masalah pokok dalam bidang kearsipan yang pada umumnya dihadapi oleh instansi-instansi berkaitan dengan hal-hal berikut 1 Tidak bisa menemukan kembali secara cepat dari bagian arsip sebuah surat yang diperlukan oleh pimpinan instansi atau satuan organisasi. 2 Bertambahnya surat-surat ke dalam bagian arsip tanpa ada penyingkirannya, sehingga tempat dan peralatan tidak mencukupi. 3 Pinjaman atau pemakaian suatu surat oleh pimpinan atau satuan organisasi lainnya jangka waktunya sering sangat lama, bahkan terkadang tidak dikembalikan. 4 Tata kerja dan pealatan kearsipan yang tidak mengikuti perkembangan dalam ilmu kearsipan modrn, akibat dari pegawai arsip yang tidak cakap dan kurangnya bimbingan yang teratur. Setelah mengetahui beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kearsipan, maka tentu saja kita harus mengetahui bagaiman cara memecahkan masalah kearsipan tersebut, antara lain dengan memperhatikan langkah-langkah berikut 1 Petugas arsip harus memenuhi syarat 2 Harus menggunakan sistem penyimpanan yang tepat 3 Perlu adanya pengaturan prosedur peminjaman, disamping pengawasan atau kontrol dan pengendalian yang ketat 4 Fasilitas kearsipan harus memenuhi syarat dan mengikuti perkembangan jaman 5 Memperluas ruangan tempat penyimpanan dan mengefektifkan ruangan serta peralatan yang ada 6 Secara rutin diadakan perawatan dan pencegahan kerusakan 7 Mengikutsertakan para pengelola kearsipan dalam kursus-kursus atau diklat-diklat kearsipan dan penggunaan teknologi canggih 8 Melakukan penyusutan dan pemusnahan secara rutin terhadap arsip-arsip yang sudah tidak terpakai. Ruang Lingkup Kearsipan Ruang lingkup kegiatan kearsipan antara lain yaitu 1 Penciptaan dan penerimaan warkat 2 Pengumpulan dan penerimaan warkat 4 Pemeliharaan dan perawatan warkat/arsip 5 Penyimpanan warkat/arsip

Menjelaskan antisipasi KENDALA dan STRATEGI mengatasinya. • PENUTUP. FORMAT RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN ISU STRATEGIS NASIONAL • JUDUL: - Judul diharapkan dapat mencerminkan SITUASI PROBLEMATIK ditingkat Nasional yang AKTUAL dan masuk dalam Program Kerja Kabinet sekarang yang sedang berjalan.

Manajemen kearsipan adalah suatu kegiatan penerimaan, penyimpanan, penggunaan, pemeliharaan, penyusutan dan pemusnahan arsip berupa dokumen atau surat secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga arsip tersebut mudah ditemukan, aman dan terjaga dengan baik. Manajemen kearsipan berupa kegiatan yang berhubungan dengan siklus hidup arsip mulai dari tahap penciptaan arsip, penyimpanan, penggunaan, pemeliharaan, penyusutan dan pemusnahan kearsipan merupakan seni pengendalian dokumen berupa pengendalian penggunaannya, pemeliharaan, perlindungan serta penyimpanan arsip. Pengendalian arsip dengan perencanaan pembuatan, pemeliharaan sesuai dengan kepentingan arsip, pemberian jasa pelayanan bagi yang membutuhkan arsip, selanjutnya pemilihan arsip yang perlu dimusnahkan ataupun lain dari manajemen kearsipan adalah serangkaian kegiatan penataan terhadap penciptaan pengurusan, pemeliharaan, pemakaian, pengambilan kembali dan penyingkiran dokumen-dokumen yang dilakukan oleh pimpinan dari suatu organisasi agar terjamin bahwa dokumen-dokumen yang tidak berguna tidak disimpan, sedangkan dokumen yang bernilai benar-benar terpelihara dan Manajemen Kearsipan Berikut definisi dan pengertian manajemen kearsipan records management dari beberapa sumber buku Menurut Priansa, dkk 2013, manajemen kearsipan adalah kegiatan mengatur dan menyusun arsip dalam suatu tatanan yang sistematis dan logis, menyimpan serta merawat arsip untuk digunakan secara aman dan ekonomis. Menurut Sayuti 2013, manajemen kearsipan adalah suatu kegiatan menempatkan dokumen-dokumen arsip penting dalam tempat penyimpanan yang baik dan menurut aturan tertentu, sehingga bila diperlukan dapat diketemukan dengan mudah dan cepat. Menurut Soebroto 2003, manajemen kearsipan adalah kegiatan yang berkenaan dengan penerimaan, penyimpanan, penggunaan, pemeliharaan, penyusutan dan pemusnahan benda-benda arsip. Menurut Sugiarto 2015, manajemen kearsipan adalah dasar dari pemeliharaan surat, kearsipan mengandung proses penyusunan dan penyimpanan surat-surat sedemikian rupa, sehingga surat/berkas tersebut dapat diketemukan kembali bila Manajemen Kearsipan Menurut Sugiarto 2015, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan manajemen kearsipan yang baik, yaitu sebagai berikut Kepadatan. Faktor kepadatan bermaksud tidak menggunakan terlalu banyak tempat, khususnya ruangan lantai. Dengan kata lain, faktor kepadatan penyimpanan arsip dapat efisiensi penggunaan ruang kantor. Mudah dicapai. Aspek kemudahan dicapai sangat diperlukan dalam kegiatan pengelolaan arsip. File kabinet/almari penyimpanan arsip harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga mudah untuk menyimpan surat-surat ataupun mengambil arsip. Dengan mudah dicapai maka efisiensi tenaga dapat diwujudkan. Kesederhanaan. Faktor kesederhanaan bermaksud agar sistem penggolongan atau sistem penataan arsip dapat di mengerti dan dilaksanakan oleh setiap petugas, atau pengawas pada umumnya. Jangan sampai terjadi kesulitan penemuan arsip hanya dikarenakan seseorang tidak mengetahui bagaimana harus mencarinya. Keamanan. Faktor keamanan bermaksud agar dokumen-dokumen harus diberikan tingkat keamanan yang tepat sesuai dengan kepentingannya. Dalam hal ini harus menggunakan fasilitas pendukung yang memperhatikan aspek keamanan. Kehematan. Faktor kehematan bermaksud bahwa sistem kearsipan harus hemat dalam biaya uang, tenaga kerja dan biaya lainya. Elastisitas. Faktor elastisitas bermaksud bahwa sistem kearsipan harus dibuat dengan pertimbangan perluasan sistem penyimpanan dimasa yang akan dokumen seminimalnya. Faktor ini bermaksud bahwa dokumen yang disimpan adalah dokumen yang benar-benar harus diberikan bilamana diperlukan sehingga dokumen dapat ditemukan melalui bermacam-macam kepala heading.Dokumen-dokumen harus selalu disusun secara up to date, meskipun has demikian dapat bergantung pada penyusunan tenaga dan pengawasan. Harus dipergunakan sistem penggolongan yang paling tepat. Tidak ada sistem kearsipan yang paling baik, yang paling baik adalah sistem yang cocok dan tepat dengan kebutuhan didasarkan pada kebutuhan, sehingga sistem tersebut dapat membantu pencarian dokumen secara Lingkup Manajemen Kearsipan Menurut Sedarmayanti 2008, ruang lingkup dalam manajemen kearsipan dibagi menjadi beberapa tahapan, penjelasannya adalah sebagai berikuta. Penciptaan Arsip Tahap penciptaan arsip yaitu tahapan dasar guna mengontrol perkembangan dokumen akan dikelola sesuai dengan nilai manfaatnya bagi organisasi. Termasuk dalam tahapan ini adalah pengembangan dan penyusunan formulir baru bagi organisasi, seperti formulir pelanggan tentunya berbeda dengan formulir pemesanan barang. Tahap penciptaan meliputi beberapa sub, yaitu desain formulir, manajemen formulir, tata persuratan, manajemen pelaporan, sistem informasi manajemen dan Penggunaan Arsip Tahap penggunaan arsip yaitu arsip dapat dikategorikan sebagai arsip dinamis yaitu masih digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Arsip dinamis digolongkan menjadi dua yaitu arsip dinamis aktif frekuensi penggunaan masih sangat tinggi dan arsip dinamis inaktif frekuensi penggunaan menurun. Tahap penggunaan meliputi filling system, penemuan kembali, pengurusan surat, program arsip vital dan pengelolaan pusat Pemeliharaan/Perlindungan Arsip Tahap pemeliharaan/perlindungan arsip yaitu Usaha pemeliharaan arsip berupa melindungi, mengatasi, mencegah dan mengambil langkah-langkah, tindakan-tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan arsip-arsip berikut informasinya isinya serta menjamin kelangsungan hidup arsip dari pemusnahan yang tidak Pemusnahan Arsip Tahap pemusnahan arsip yaitu tindakan atau kegiatan menghancurkan secara fisik arsip yang berakhir fungsinya serta tidak memiliki nilai guna, penghancuran tersebut diharuskan. Pemusnahan yang dilakukan dalam satuan kerja unit pengolahan dalam lingkungan organisasi menyangkut arsip-arsip yang tidak penting bagi kegunaan unit pengolah, khususnya yang menyangkut surat-surat rutin biasa seperti undangan dan sejenisnya. Pemusnahan arsip harus melakukan ketentuan sebagai berikut pemusnahan dilaksanakan dengan membuat daftar arsip-arsip yang akan dimusnahkan, diketahui oleh pejabat-pejabat yang berwenang, pemusnahan dilakukan dengan berita acara Manajemen Kearsipan Menurut Sedarmayanti 2008, dalam penyimpanan, pengorganisasian dan pengelolaan arsip dibagi menjadi tiga jenis asas pengorganisasian, yaitu sebagai berikuta. Asas Sentralisasi Asas sentralisasi adalah pelaksanaan pengelolaan arsip bagi seluruh organisasi yang dipusatkan disatu unit khusus, yaitu pusat penyimpanan arsip. Jadi unit-unit lain tidak melaksanakan pengurusan dan penyimpanan arsip. Asas ini biasanya digunakan oleh organisasi yang tidak terlalu besar, dan masing-masing unit tidak banyak memerlukan informasi yang bersifat khusus atau asas sentralisasi adalah Memudahkan pengawasan pengelolaan arsip bagi organisasi secara menyeluruh. Dapat memperoleh gambaran tentang jenis-jenis bidang arsip yang dimiliki secara keseluruhan. Memudahkan pelaksanaan perawatan dan asas sentralisasi adalah Dapat menimbulkan keterlambatan di dalam pemenuhan kebutuhan arsip untuk masing-masing unit lainnya, mengingat pada waktu yang bersamaan, beberapa unit kemungkinan meminta arsip yang kurang terampil dan kurang memahami masalah yang ada di unit lain, mengakibatkan penyusunan arsip mungkin tidak atau kurang sistematik. Terpisahnya letak gedung kantor, dirasakan sebagai hambatan karena jarak yang Asas Desentralisasi Asas desentralisasi adalah pelaksanaan pengelolaan arsip yang ditempatkan di masing-masing unit dalam suatu organisasi. Asas ini biasanya digunakan oleh organisasi yang besar/kompleks kegiatannya, dan masing-masing unit pada organisasi tersebut mengolah informasi yang khusus. Keuntungan asas desentralisasi adalah arsip yang dibutuhkan, akan lebih mudah dan lebih cepat diperoleh, karena prosedur tidak sulit. Sedangkan kerugian asas desentralisasi adalah pengawasan agak sulit dilakukan dan lebih banyak menggunakan biaya, tenaga dan Asas Gabungan antara Sentralisasi dan Desentralisasi Asas gabungan adalah pelaksanaan pengelolaan arsip dengan cara menggabungkan antara asas Sentralisasi dan Desentralisasi. Asas ini digunakan untuk mengurangi kerugian yang terdapat pada asas Sentralisasi atau asas Desentralisasi. Misalnya untuk arsip yang bersifat umum dibutuhkan oleh semua unit, simpan di pusat arsip organisasi, sedangkan arsip yang sifatnya khusus disimpan di masing-masing Penyimpanan Arsip Penyimpanan arsip prinsipnya adalah menyimpan berdasarkan kata-tangkap, yaitu caption dari arsip yang disimpan baik berupa huruf maupun angka yang disusun menurut urutan tertentu sehingga mudah dikelompokkan dan dicari di kemudian hari. Menurut Gie 2009, sistem penyimpanan arsip dapat dikelompokkan dalam lima jenis, yaitu sebagai berikuta. Penyimpanan menurut Abjad Alphabetic filling Pada penyimpanan ini, arsip-arsip disimpan menurut abjad dari nama-nama orang atau organisasi utama yang tertera dalam tiap-tiap arsip itu. Dalam surat-menyurat antara sebuah perusahaan dengan para langganannya misalnya, surat-surat yang ditujukan dan diterima dari para langganan itu disimpan menurut urutan abjad ini, sepucuk surat yang berhubungan dengan seseorang langganan dapat diketemukan kembali dengan lebih cepat daripada kalau semua surat Penyimpanan menurut pokok soal Subject filling Arsip-arsip dapat pula disimpan menurut urusan yang dimuat dalam tiap-tiap arsip. Misalnya semua surat-menyurat yang mengenai iklan dikumpulkan menjadi satu di bawah judul iklan. Demikian pula misalnya surat-surat kontrak tentang pembelian tanah dapat pula dihimpun dalam berkas yang diberi tanda berupa perkataan tanah. Arsip-arsip yang telah dikelompokkan menurut pokok soalnya itu kemudian disimpan juga menurut urut-urutan abjad judul-judul urusan Penyimpanan menurut wilayah Geographic filling Surat-surat yang harus dipelihara oleh sebuah organisasi dapat pula disimpan menurut pembagian wilayah. Untuk Indonesia misalnya, dapat diadakan pembagian menurut pulau-pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan atau menurut wilayah provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebuah penerbit majalah yang mempunyai langganan di seluruh Indonesia, dapat umpamanya menyimpan surat-menyurat dengan para langganan itu menurut kota-kota tempat tinggal masing-masing orang. Di sini dipakai pula sistem abjad untuk mengatur urutan-urutan nama-nama langganan itu, tetapi pengelompokan utamanya adalah menurut pembagian Penyimpanan menurut nomor Numeric filling Pada sistem penyimpanan ini, arsip yang mempunyai nomor disimpan menurut urut-urutan angka dari 1 terus meningkat hingga bilangan yang lebih besar. Ini misalnya faktur-faktur yang dibuat oleh sebuah Penyimpanan menurut tanggal Chronological filling Sebagai sistem terakhir untuk menyimpan arsip-arsip ialah menurut urut-urutan tanggal yang tertera pada tiap-tiap arsip itu. Sistem ini dapat dipakai bagi arsip-arsip yang harus memperhatikan sesuatu jangka waktu tertentu, misalnya surat-surat Kecermatan Kearsipan Rasio kecermatan kearsipan adalah rumus yang menghitung efektivitas manajemen kearsipan yang telah dilakukan. Menurut Amsyah 2005, rasio kecermatan kearsipan dihitung dengan rumus berikutMisalnya untuk 10 arsip yang tidak ditemukan dan arsip dapat ditemukan, rasio kecermatannya adalah 0,1%. Untuk sistem penyimpanan yang sempurna, rasio kecermatan atau angka-kecermatan niscaya tidak akan lebih dari 0,5%. Angka yang mencapai 3% atau lebih mengisyaratkan agar bisnis mengadakan perbaikan pengelolaan arsipnya, yang mencakup sistem dan prosedur penyimpanan, peralatan yang dipergunakan, keterampilan personil, prosedur pemakaian arsip, dan kebijaksanaan pemindahan dan pemusnahan PustakaPriansa, dan Garnida, Agus. 2013. Manajemen Perkantoran. Bandung 2013. Manajemen Kantor Praktis. Bandung R. 2011. Pengelolaan Arsip. Jakarta Agus. 2015. Manajemen Kearsipan Modern Dari Konvensional ke Basis Komputer. Yogyakarta Gava 2008. Tata Kearsipan dengan Memanfaatkan Teknologi Modern. Bandung Ilham The Liang. 2009. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta Zulkifli. 2005. Manajemen Kearsipan. Jakarta Gramedia Pustaka Utama.
3Masalah Kulit Wajah Yang Paling Sering Dialami Wanita Travel Guide; A Chat With; Brides; Promotions; Hair & beauty 2016-05-13 by: Tika Firliana. 3 Masalah Kulit Wajah Wanita dan Cara Mengatasinya; Bagi banyak orang, jerawat merupakan masalah kronis yang tidak dapat hilang sepenuhnya dalam waktu seminggu dan membutuhkan terapi jangka
Tentunya dalam mengelola kearsipan tidak akan terlepas dari masalah-masalah kearsipan Dengan semakin kompleksnya arsip yang ditangani juga akan berdampak terhadap bertambahnya kendala yang dihadapi oleh unit atau bagian yang menangani arsip pada sebuah organisasi atau kantor. Di Indonesia, secara umum Manajemen Kearsipan masih dipandang sebagai sebuah pekerjaan yang remeh-temeh. Pandangan inilah yang terkadang membawa kehancuran sebuah organisasi atau kantor. Jadi, kehancuran sebuah organisasi atau kantor tidak semata-mata disebabkan oleh faktor eksternal, melainkan juga internal organisasi. Manajemen Kearsipan yang buruk akan membawa dampak pada buruknya Sistem Informasi Manajemen yang dijalankan. Sehingga dengan demikian, akan terjadi banyak kesimpangsiuran informasi dan saling tumpang tindih dalam organisasi. Perlu digarisbawahi bahwa hal ini tidak membantu sebuah organisasi berkembang, melainkan membenamkan pada keruwetan sistem informasi manajemen terutama yang terkait dalam pengambilan keputusan. Berikut berapa poin kendala yang sering dihadapi dalam manajemen kearsipan 1. Kesalahpahaman pada konsep kearsipan. Kurangnya pemahaman yang komprehensif terhadap konsep arsip dan manajemen kearsipan dalam suatu organisasi atau kantor. Seringkali sebuah organisasi atau kantor mengesampingkan arti penting arsip dan manajemen kearsipan. Secara konseptual, hal ini merupakan kesalahan besar bagi setiap organisasi yang ingin terus tumbuh dan berkembang. Kesalahan konseptual ini nampak pada kurangnya penghargaan terhadap keberadaan arsip dan manajemen kearsipan. Arsip dan manajemen kearsipan kerap dipandang sebagai sebuah hal yang membosankan dan tempat buangan bagi karyawan. 2. Lemahnya sumber daya manusia pengelola Dikarenakan pandangan yang salah terhadap arsip dan manajemen kearsipan, maka investasi sumber daya manusia yang mengelola arsip juga seolah seadanya. Dalam arti pengelolaan arsip pada sebuah organisasi atau kantor seringkali dipasrahkan pada orang yang tidak memiliki pemahaman dan kemampuan yang cukup kompeten terhadap bidang kearsipan. 3. Kuantitas arsip Pertambahan volume arsip akan bertambah dan berkurang secara terus menerus, tergantung dari tingkat kebutuhan dan kerja suatu organisasi atau kantor. Penambahan arsip membutuhkan respon yang baik, agar keberadaan arsip tetap tertata dengan baik meski terus bertambah. Begitu juga halnya dengan pengurangan atau penyusutan arsip. Perlu dipikirkan pola penyusutan arsip yang tepat, agar arsip tetap bisa dijadikan acuan pihak management dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan urusan organisasi atau kantor. 4. Kualitas arsip Di samping penambahan dan pengurangan arsip, sektor penyimpanan dan pemeliharaan arsip juga perlu diperhatikan. Hal ini bertujuan untuk menjaga keberadaan arsip tetap berkualitas. Dalam arti tidak mengalami kerusakan dan/atau kelapukan pada tempat penyimpanan. Karena jika terjadi kerusakan pada arsip yang disimpan itu berarti akan menimbulkan kerugian tersendiri bagi organisasi. 5. Tidak adanya sistem kearsipan yang baku Tidak adanya sistem kearsipan yang baku dalam sebuah organisasi menyebabkan keberadaan arsip akan carut marut tidak karuan. Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar kearsipan dan merugikan organisasi itu sendiri. Lemahnya sistem pengawasan terhadap keluar masuknya arsip bisa menyebabkan hilang atau rusaknya arsip yang keluar dari tempat penyimpanan. Di samping itu juga perlu diperhatikan sistem kewaktuan peminjaman akses terhadap arsip. Hal ini terkait dengan kebutuhan pihak lain yang akan mengakses arsip yang sama. 6. Peralatan dan perlengkapan Meski tidak harus mahal dan mewah, peralatan dan perlengkapan penunjang manajemen kearsipan juga perlu diperhatikan. Dengan adanya peralatan dan perlengkapan khusus, diharapkan arsip dapat disimpan dan dirawat dengan baik. Begitu juga dengan tata penyimpanan peralatan dan perlengkapan. Harus menganut kaidah kemudahan akses bagi pengguna. 7. Perkembangan teknologi Laju perkembangan teknologi juga membawa permasalahan tersendiri bagi bidang kearsipan. Meski saat ini sudah banyak organisasi yang menerapkan sistem komputerisasi, manajemen kearsipan manual masih tetap dibutuhkan keberadaannya. Hal ini tidak terlepas dari begitu banyaknya arsip peninggalan masa lampau yang berbentuk manual. Namun demikian, perlu dipikirkan lebih lanjut tentang perubahan pengelolaan arsip dari sistem manual menuju sistem digital. Belajar Manajemen Kearsipan di Android Anda bisa dengan leluasa belajar tentang masalah-masalah kearsipan menggunakan buku elektronik berbasis Android yang sudah saya sediakan unduhannya di bawah ini. Unduh DI SINI Demikianlah bahasan saya tentang masalah-masalah dalam kearsipan. Semoga bermanfaat dan belajar semakin mudah dan menyenangkan. 16 Pengantar Kearsipan 1. Menyediakan memori institusi. 2. Membuat kebijakan. 3. Membuat keputusan yang sesuai. 4. Membantu efisiensi, produktivitas dan konsistensi. 5. Memenuhi kebutuhan peraturan dan hukum. 6. Melindungi organisasi dari hal yang tidak diinginkan staf dan konsumen. 7.
Kearsipan adalah proses mengelola, menyimpan, dan mengakses arsip untuk meningkatkan efisiensi organisasi dan menjaga kesahihan informasi. Kearsipan melibatkan berbagai proses, seperti klasifikasi, katalogisasi, penyimpanan, dan pemeliharaan. Kearsipan juga melibatkan penggunaan teknologi kearsipan untuk memudahkan pencarian arsip. Jelaskan tiga masalah dalam kearsipan dan cara mengatasinya? 1. Pemeliharaan Arsip Masalah utama dalam kearsipan adalah menjaga kondisi arsip. Arsip rusak dapat menyebabkan informasi penting hilang selamanya. Solusi untuk masalah ini adalah memelihara arsip dengan benar. Arsip harus disimpan di tempat yang aman, berventilasi, dan kering. Arsip juga harus disimpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari dan dari benda-benda yang dapat Aksesibilitas Arsip Masalah lain dalam kearsipan adalah mengakses arsip. Pecahkan arsip yang disimpan dalam waktu lama dan bersifat tertutup. Solusi untuk masalah ini adalah melakukan pengkatalogan arsip secara berkala. Pengkatalogan ini akan memudahkan pengguna untuk menemukan arsip yang diinginkan dengan Teknologi Kearsipan Masalah ketiga dalam kearsipan adalah menggunakan teknologi kearsipan. Teknologi kearsipan memungkinkan pengguna untuk menyimpan arsip dalam format digital. Solusi untuk masalah ini adalah dengan menggunakan teknologi kearsipan yang kompatibel dengan sistem yang ada. Teknologi ini juga harus dapat mengakses arsip dari berbagai sumber.
padapasal 3 undang - undang no. 43 tahun 2009 antara lain dirumuskan bahwa tujuan penyelenggaraan kearsipan adalah: (a) menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh lembaga negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan,perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan perseorangan, (b)
This article describes the study of journal content from several research results regarding archivist competency development to improve archive management. The results of the research journals taken are several search results from the Google Scholar journal database using an advanced search search so that the search results are more specific and published in the last five years. In this article, we will examine 4 journals and based on the scope of archivist competency development. In some of these journals, it is explained that the competence of archivists currently needs to be improved. The purpose of this study article is to find out what must be developed in archivist competence so that later it can improve the quality in managing archives. And can find out what steps or programs can develop the competence of archivists. The current era requires people to be "fast" and "responsive". Including, in the field of archives. Therefore, in the current era, archive management is not enough manually, but digitally. The results of several journals indicate that most archivists still need to have deeper knowledge of archival science. This is indicated by the lack of archivists in bringing up aspects of skills to maintain archives, as well as the lack of attitude aspects in maintaining and caring for archives. Abstrak Pada artikel ini menjelaskan tentang kajian isi jurnal dari beberapa hasil penelitian mengenai pengembangan kompetensi arsiparis untuk meningkatkan pengelolaan kearsipan. Hasil jurnal penelitian yang diambil merupakan beberapa hasil penelusuran dari database jurnal Google Scholar menggunakan pencarian advance search agar hasil pencarian lebih spesifik serta terpublikasikan pada lima tahun terakhir. Dalam artikel ini akan mengkaji jurnal yang berjumlah 4 buah dan berdasarkan ruang lingkup dari pengembangan kompetensi arsiparis. Tujuan dari artikel kajian ini adalah agar dapat mengetahui apa yang harus dikembangkan dalam kompetensi arsiparis agar nantinya dapat meningkatkan kualitas dalam mengelola kersipan. Serta dapat mengetahui langkah langkah atau program apa saja yang dapat mengembangkan kompetensi para arsiparis. Pada beberapa jurnal tersebut, dijelaskan bahwa Kompetensi arsiparis saat ini perlu ditingkatkan. Era saat ini menuntut orang untuk berlaku "cepat" dan "tanggap". Termasuk, dalam bidang kearsipan. Oleh karena itu pada era saat ini pengelolaan arsip tidak cukup dengan manual saja, tetapi dengan cara digital. Hasil dari beberapa jurnal menyatakan bahwa sebagian besar arsiparis masih perlu membutuhkan ilmu pengetahuan yang lebih dalam terhadap ilmu kearsipan. Hal ini ditandai dengan kurangnya arsiparis dalam memunculkan aspek keterampilan untuk melakukan perawatan arsip, serta kurangnya aspek sikap dalam menjaga dan merawat arsip. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Kajian Pengembangan Kompetensi Arsiparis Untuk Meningkatkan Pengelolaan Kearsipan Nur Zahroud Diyanah Program Studi Perpustakaan Dan Ilmu Informasi, 19680044 Email diyandy94 Abstract This article describes the study of journal content from several research results regarding archivist competency development to improve archive management. The results of the research journals taken are several search results from the Google Scholar journal database using an advanced search search so that the search results are more specific and published in the last five years. In this article, we will examine 4 journals and based on the scope of archivist competency development. In some of these journals, it is explained that the competence of archivists currently needs to be improved. The purpose of this study article is to find out what must be developed in archivist competence so that later it can improve the quality in managing archives. And can find out what steps or programs can develop the competence of archivists. The current era requires people to be "fast" and "responsive". Including, in the field of archives. Therefore, in the current era, archive management is not enough manually, but digitally. The results of several journals indicate that most archivists still need to have deeper knowledge of archival science. This is indicated by the lack of archivists in bringing up aspects of skills to maintain archives, as well as the lack of attitude aspects in maintaining and caring for archives. Keywords Archives, Development, Competence. Abstrak Pada artikel ini menjelaskan tentang kajian isi jurnal dari beberapa hasil penelitian mengenai pengembangan kompetensi arsiparis untuk meningkatkan pengelolaan kearsipan. Hasil jurnal penelitian yang diambil merupakan beberapa hasil penelusuran dari database jurnal Google Scholar menggunakan pencarian advance search agar hasil pencarian lebih spesifik serta terpublikasikan pada lima tahun terakhir. Dalam artikel ini akan mengkaji jurnal yang berjumlah 4 buah dan berdasarkan ruang lingkup dari pengembangan kompetensi arsiparis. Tujuan dari artikel kajian ini adalah agar dapat mengetahui apa yang harus dikembangkan dalam kompetensi arsiparis agar nantinya dapat meningkatkan kualitas dalam mengelola kersipan. Serta dapat mengetahui langkah langkah atau program apa saja yang dapat mengembangkan kompetensi para arsiparis. Pada beberapa jurnal tersebut, dijelaskan bahwa Kompetensi arsiparis saat ini perlu ditingkatkan. Era saat ini menuntut orang untuk berlaku “cepat” dan “tanggap”. Termasuk, dalam bidang kearsipan. Oleh karena itu pada era saat ini pengelolaan arsip tidak cukup dengan manual saja, tetapi dengan cara digital. Hasil dari beberapa jurnal menyatakan bahwa sebagian besar arsiparis masih perlu membutuhkan ilmu pengetahuan yang lebih dalam terhadap ilmu kearsipan. Hal ini ditandai dengan kurangnya arsiparis dalam memunculkan aspek keterampilan untuk melakukan perawatan arsip, serta kurangnya aspek sikap dalam menjaga dan merawat arsip. Kata Kunci Arsiparis, Pengembangan, Kompetensi. PENDAHULUAN Era saat ini Kompetensi arsiparis saat ini perlu ditingkatkan karena orang akan dituntut untuk berlaku “cepat” dan “tanggap”. Salah satunya dalam bidang kearsipan. Oleh karena itu pada era saat ini pengelolaan arsip tidak cukup dengan manual saja, tetapi dengan cara digital. Komputer dan internet menjadi alat yang sangat dibutuhkan. Oleh karenanya, penggunaan media elektronik berupa website dan android menjadi sesuatu yang harus dimiliki oleh seseorang saat ini. Kuswantoro, 2018 19. Arsiparis merupakan salah satu pengaruh dari sebuah pengelolaan, manfaat dan pengetahuan akan nilai guna arsip. Maka, pimpinan harus memberikan pengarahan akan pentingnya arsip dan menanamkankan bahwa arsip sangat penting dalam suatu organisasi atau instansi. Untuk menjadi seorang arsiparis diperlukan seseorang yang teliti, cerdas, cermat, rapi, tekun dalam melaksanakan tugas, mampu menyimpan rahasia, memiliki skill dalam bidang arsip, mampu bekerjasama dengan berbagai pihak disekitarnya. Untuk mengembangkan keterampilan serta meningkatkan wawasan arsiparis maka perlu diadakan oleh pemerintah suatu pelatihan, penataran, ikut dalam peserta serta kerjasama antar instansi yang saling berkaitan. Hal tersebut akan membantu meningkatkan kompetensi arsiparis dalam pengelolan dan penyelamatan arsip.Handayani & Sari, 2018 227 Tujuan dari Artikel Kajian ini adalah agar dapat mengetahui apa yang harus dikembangkan dalam kompetensi arsiparis agar nantinya dapat meningkatkan kualitas dalam mengelola kersipan. Serta dapat mengetahui langkah langkah atau program apa saja yang dapat mengembangkan kompetensi para arsiparis. Metode yang digunakan dalam artikel ini menggunakan metode study literature dengan mencari referensi dan berbagai sumber relefan dengan kasus atau permasalahan yang sama. Dengan cara menghimpun data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topic yang dibahas dalam artikel ini. Berdasarkan penelitian sejenis yang dilakukan oleh Fairuziah & Prasetyawan pada tahun 2019 yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Diklat Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia Sebagai Upaya Pengembangan Kompetensi Arsiparis Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi Banten”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi para arsiparis yang berada pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten. Penelitian tersebut menggunakan menggunakan metode kualitatif dan Teknik pengambilan data dengan wawancara semiterstruktur. Hasil menunjukkan bahwa untuk memperluas pengetahuan dan wawasan, seorang arsiparis harus memenuhi kebutuhan informasi bagi dirinya sendiri. Kebutuhan informasi dari arsiparis ini berguna untuk menunjang kinerja para arsiparis. Tugas dan fungsi pokok arsiparis, mengharuskan para arsiparis memenuhi kebutuhan informasi untuk menunjang profesinya. Dengan adanya tuntutan untuk terus mengkaji berbagai macam bidang subjek kearsipan mengakibatkan arsiparis sangat membutuhkan informasi untuk menunjang pekerjaannya. Diklat kearsipan merupakan salah satu kegiatan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan informasi arsiparis dalam menunjang pekerjaannya. Diklat yang diselenggarakan oleh ANRI merupakan salah satu sumber arsiparis untuk memenuhi kebutuhan informasi arsiparis menambah wawasan dan pengetahuan serta untuk mengasah kemampuan arsiparis untuk mengelola arsip pada tempat kerjanya. Hasil dari materi dan metode Diklat tersebut menunjukan bahwa arsiparis yang telah mengikuti diklat kearsipan meningkat kompetensinya. Hal tersebut dirasakan oleh arsiparis dalam kegiatan pengelolaan kearsipan, para arsiparis menjadi lebih baik dalam mengelola arsip dibandingkan ketika arsiparis belum mengikuti pelaksanaan diklat kearsipan. Penelitian sejenis selanjutnya adalah penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI” yang ditulis oleh Farhan Bukhori & Laksmi dan dimuat dalam Jurnal Khazanah Volume 12 Nomor 1 tahun 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kompetensi sangat dibutuhkan dalam membentuk sebuah kinerja yang baik demi mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Apabila setiap pegawai memiliki kompetensi yang tinggi maka apakah akan menghasilkan kinerja yang terbaik dan seberapa besar pengaruhnya serta juga mengidentifikasi indikator dari kompetensi yang memiliki pengaruh paling besar bagi arsiparis dalam melakukan kinerja. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengaruh kompetensi arsiparis yang terdiri dari indikator pengetahuan, keterampilan dan sikap memiliki hasil sebesar 56,4% terhadap kinerja arsiparis di ANRI. Konsep pengetahuan dan keterampilan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan konsep sikap dengan t hitung dari konsep pengetahuan sebesar 1,257 dan t hitung dari konsep keterampilan sebesar 1,141 sedangkan t hitung dari konsep sikap sebesar 5,535 dengan t tabel sebesar 1,991. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung dari konsep pengetahuan dan keterampilan lebih kecil dari t table sedangkan t hitung dari konsep sikap lebih besar dari t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep pengetahuan dan keterampilan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan konsep sikap dalam melakukan kinerja arsiparis di ANRI.Bukhori & L, 2019 51 Penelitian sejenis yang ketiga adalah penelitian dengan judul “Peningkatan Kualitas Arsiparis Melalui Personal Branding” yang ditulis oleh Ully Isneni Effendi dan dimuat pada tahun 2019. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana membangun personal branding yang dapat meningkatkan kualitas arsiparis guna sebagai upaya mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Perlu di ingat, profesi arsiparis merupakan profesi yang dibutuhkan di berbagai institusi dan persaingan SDM yang semakin ketat, lembaga wajib menuntut arsiparis untuk lebih maju dan berwawasan luas agar tidak tergeser dan tenggelam. Maka dari itu, arsiparis dituntut untuk melakukan perubahan, salah satunya dengan personal branding sebagai usaha penguatan akan dirinya sendiri. Pada era persaingan yang sangat ketat saat ini, personal branding penting untuk dimiliki setiap arsiparis. tidak hanya membutuhkan SDM yang memiliki kemampuan akademis saja, Institusi atau lembaga juga harus mengembangkan kemampuan lainnya seperti kemampuan beradaptasi menyesuaikan dengan perubahan lingkungan yang cepat serta kemampuan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah.Effendi, 2016 43 Penelitian sejenis yang terakhir adalah penelitian dengan judul “Pengembangan Sistem Pelatihan Melalui Analisis Kesenjangan Kompetensi Arsiparis Di Kementrian Secretariat Negara Tahun 2021” yang ditulis oleh Mohammad Harris Pratama, S. Pd. dan dimuat dalam Jurnal Khazanah Volume 14 Nomor 2 tahun 2021. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui level dan jenis kompetensi yang dibutuhkan dan dimiliki, kesenjangan antara level dan jenis kompetensi serta merancang program pelatihan sesuai kebutuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif melalui metode sensus dengan responden sebanyak 46 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kesenjangan kompetensi. Hasil penelitian menyatakan bahwa arsiparis membutuhkan beberapa jenis kompetensi dintaranya kompetensi manajerial, sosial kultural, dan teknis berkisar di level 4 - 5, jenis kompetensi yang dimiliki arsiparis berkisar di level 3 - 4. Terdapat kesenjangan yang signifikan di semua jenis kompetensi baik kompetensi manajerial, sosial kultural, maupun teknis, dengan besaran kesenjangan level kompetensi berkisar antara 0,13 sampai dengan 1,73. Program pelatihan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan arsiparis dan termasuk kategori prioritas antara lain membangun integritas, bekerja dalam tim, bekerja efektif, pelayanan prima, penetapan tujuan, membangun tim efektif, komunikasi, penetapan tujuan dan umpan balik, people development, pengelolaan arsip dinamis, pengelolaan arsip statis, dan pembinaan kearsipan.Pratama, 2021 133 PEMBAHASAN 1. Pengertian Kompetensi Arsiparis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan sesuatu. Kompetensi adalah kombinasi dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memungkinkan seseorang untuk tampil lebih baik dalam profesi tertentu. Syahreza, 2021 7 Pada dasarnya kompetensi kearsipan mengacu pada kemampuan atau kesanggupan untuk melakukan suatu pekerjaan. Kompetensi arsiparis terkait dengan sikap atau perilaku profesional dan tidak semata-mata didasarkan pada masalah teknis sederhana. Kompetensi arsiparis terbagi menjadi dua tingkatan, yaitu kompetensi arsiparis pada tingkat ahli dan kompetensi pada tingkat kualifikasi. Menurut peraturan no. 28 Tahun 2021 Pemerintah Republik Indonesia terkait penerapan UU No. 43 tahun 2009 tentang kearsipan, bab VI ayat 3, berkaitan dengan pasal 154 tentang keterampilan, arsiparis tingkat ahli adalah lulusan siklus I S1 di bidang kearsipan atau kearsipan lainnya tetapi telah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan kearsipan sedangkan pada pasal 155 kualifikasi arsiparis adalah lulusan DIII kearsipan atau selain kearsipan tetapi telah lulus pendidikan dan pelatihan arsiparis. Wahyuningtyas, 2015 15 2. Pengembangan Kompetensi Arsiparis Menurut Hasibuan, Pengembangan kompetensi adalah segala upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pegawai sumber daya manusia. Tujuan pengembangan kompetensi pegawai adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja. Pengembangan didasarkan pada fakta bahwa seorang pegawai membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang berkembang supaya bekerja dengan baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama kariernya. Pengembangan kompetensi dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, antara lain pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, penataran dan sebagainya. Pelaksanaan pengembangan kompetensi merupakan kewajiban dari setiap instansi untuk memenuhi hak setiap pegawainya seperti arsiparis.Setiadiputra, 2017 18 Melaksanakan Diklat Kearsipan oleh ANRI Penyelenggaraan pelatihan atau Diklat kearsipan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi arsiparis sejalan dengan kemajuan dan perkembangan organisasi. . Selama ini, pendidikan dan pelatihan akan membentuk dan meningkatkan keterampilan profesional juru tulis. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pelatihan arsiparis, semakin besar keterampilan yang akan dimilikinya. Metode pelatihan merupakan metode sistematis yang mampu memberikan gambaran yang luas dan dapat mengkondisikan pelatih kearsipan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor kearsipan dari fungsi dan pelaksanaan diklat biasanya dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, studi kasus, program pendidikan, role play, rapat dan seminar, peserta diklat serta kondisi dan situasi yang ada, sehingga tujuan diklat yang dirumuskan fasilitator dapat tercapai/tercapai. Karena pada hakikatnya semakin bervariasi metode pembelajaran yang diterapkan, semakin dekat pencapaian tujuan, semakin terbatas metode pembelajaran, maka semakin tercapai pula tujuan pelaksanaan. Dengan pelatihan dan berbagai tema kegiatan pelatihan kearsipan, arsiparis memiliki pengalaman informasi. Pengalaman informasi yang dimaksud adalah ketika arsiparis melakukan pelatihan dengan metode tertentu. Pengalaman informasi itu sendiri dapat dianggap sebagai interaksi seseorang dengan informasi, proses berinteraksi dengan informasi dalam kehidupan kerja sehari-hari hal ini, pengalaman informasi dapat dilihat ketika interaksi arsipis selama implementasi pelatihan yang dikompilasi dalam kegiatan nyata sehingga tujuan yang disiapkan diperoleh secara berbagai metode pembelajaran seperti ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, dll. Hal ini akan berdampak ketika peserta pelatihan berinteraksi dengan pekerjaan di organisasinya, seperti yang dikemukakan Somerville dan Mirijamdotter dalam Bruce 2014 bahwa pengalaman informasi merupakan bagian penting dari pengalaman menggunakan sistem informasi, informasi untuk belajar. dalam kegiatan organisasi. Pengalaman informatif juga diperoleh para arsiparis melalui berbagai metode seperti penggunaan metode simulasi. Metode simulasi akan mengarah pada strategi peningkatan keterampilan dibandingkan dengan metode ceramah dan diskusi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan. Metode kursus saja tidak akan cukup bagi seseorang untuk memperoleh keterampilan dalam pengolahan file, perlu dilakukan simulasi untuk menyeimbangkan teori yang diterima untuk meningkatkan keterampilan peserta pelatihan. Tujuan dari simulasi ini adalah untuk melatih keterampilan kearsipan baik secara profesional maupun untuk kehidupan sehari-hari, melatih pemecahan masalah dan meningkatkan daya kreatif peserta pelatihan dalam kegiatan pembelajaran dalam kegiatan pelatihan tidak hanya ditentukan oleh ketepatan strategi penyaji dalam mentransfer ilmu, tetapi juga ditentukan oleh partisipasi aktif arsiparis dalam proses pembelajaran. refleksi arsiparis dalam memperoleh pengalaman informasi. Hal ini terlihat dari pengalaman informatif para arsiparis selama mengikuti pelatihan. Taraf Pendidikan Arsiparis Tujuan peningkatan jenjang pelatihan setiap arsiparis adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang dunia kearsipan sehingga dapat mengelola arsip dengan benar dan tepat sesuai kaidah kearsipan yang berlaku. Instansi atau lembaga dapat menawarkan untuk meningkatkan pendidikan arsiparis secara berkelanjutan sehingga arsiparis selanjutnya yang belum memasuki jenjang ahli akan mencapai jenjang tersebut dan arsiparis yang termasuk dalam kategori tingkat ahli akan menjadi arsiparis tingkat ahli. . Personal Branding Konsep personal branding adalah suatu proses dalam diri individu produksi nilai di bidang kearsipan dan spiritual, yaitu menunjukkan keberadaan diri bahkan karena faktor sikap, faktor kepribadian, dan hal-hal yang tidak dapat diukur dengan angka. Merek pribadi juga berlaku untuk profesi arsiparis. Arsiparis juga perlu memiliki citra merek pribadi untuk membuat orang mempercayai profesinya. Juga, agar merek arsiparis dapat dibandingkan dengan dengan merek arsiparis yang ada. Langkah pertama dalam membangun citra merek pribadi adalah mulai mengenal diri sendiri, yaitu mengenal diri sendiri tentang hal-hal yang Anda sukai, keterampilan, hasrat, potensi, kekuatan dan kelemahan, selanjutnya adalah mulai membangun dan menampilkan personal brand Anda dengan cara-cara berikut ini 1 Positive Thinking, artinya berusaha melihat, melihat, dan merespons secara positif segala sesuatu dari perspektif yang lebih baik. Berpikir positif akan membuat hal-hal yang sulit menjadi lebih mudah dan mungkin. 2 memiliki dan mengembangkan pemahaman dan sikap yang baik, 3 berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan bidang pekerjaan. Kegiatan yang dilacak adalah yang berkaitan dengan bidang pekerjaan kearsipan, baik internal maupun eksternal, 4 motivasi yang semakin meningkat dengan bergabung dengan kelompok atau komunitas yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. Bergabung dengan kelompok atau komunitas sesama arsiparis akan meningkatkan motivasi. arsiparis dapat menjadi anggota forum kearsipan, baik lokal maupun nasional. 5 berbagi pengetahuan, inovasi dan ide baru dengan orang lain Sharing dapat dilakukan dengan bertukar pengalaman atau pengetahuan dengan orang lain, baik yang berhubungan dengan di lapangan dari arsip atau di daerah lain. Sharing kita akan menjadi kaya, kaya pengetahuan, wawasan, manfaat, dan sebagainya. 6 karya. Seperti yang dikatakan oleh filsuf René Descartes "cogito ergo sum" yang berarti saya berpikir maka saya ada. Ungkapan berarti orang yang berpikir adalah manusia yang diakui oleh atau ada akan lebih lengkap dengan karya. Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat dirasakan dan dihargai oleh orang lain. Contoh pekerjaan untuk seorang arsiparis adalah menulis pada arsip dan mata pelajaran lain menurut pengalamannya. 7 hasil. Keberhasilan adalah hal yang diperoleh dari usaha yang telah dilakukan, dengan mempercayai lebih dari kemampuan intelektual. Hasilnya bias harga, promosi, dll. Setiap sumber daya manusia pada dasarnya memiliki kekuatan atau keunggulan, dimana kekuatan atau keunggulan dapat dikembangkan dan dikembangkan menjadi potensi. Kekuatan atau kekuatan tidak selalu harus berhubungan langsung dengan bidang ilmu kearsipan atau profesi kearsipan. Sistem Pelatihan dan keterampilan Pelatihan merupakan salah satu dari bentuk peningkatan keterampilan sumber daya manusia khususnya arsiparis. Pelatihan dapat digambarkan sebagai upaya organisasi yang direncanakan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran bagi karyawan mengenai keterampilan terkait dengan pelaksanaan tugas dan pekerjaan Soetadikaria, 2017 5 Dalam melaksanakan pelatihan, tentu ada adalah beberapa langkah yang harus diselesaikan agar pelatihan dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan langsung pada intinya. Goldstein dan Ford menyatakan bahwa pelaksanaan pelatihan terdiri dari tiga fase fase evaluasi, fase pelatihan, dan fase evaluasi. Pertama, pelatihan harus dilaksanakan berdasarkan analisis kebutuhan pelatihan dengan dengan mempertimbangkan kesenjangan, tingkat dan jenis keterampilan yang dimiliki arsiparis sehingga dapat memenuhi standar kompetensi; kedua, prioritas pelaksanaan pelatihan yang harus segera dilaksanakan mengacu pada prioritas pengembangan keterampilan berdasarkan analisis kesenjangan keterampilan; ketiga, perlunya penilaian ulang secara berkala terhadap keterampilan untuk memantau perubahan keterampilan arsiparis; Akhirnya, balai pendidikan dan balai latihan membutuhkan sinergi, Kearsipan Unit I Kemensetneg, Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI dalam kerangka mengembangkan kursus pelatihan yang ditargetkan dan bervariasi untuk menanggapi pengembangan keterampilan kearsipan. peserta kursus diklat yang mendukung bidang kerja, seperti kursus bahasa asing yang berguna untuk mengolah arsip, sedangkan di ada arsip yang menggunakan bahasa asing. SIMPULAN Profesi Arsiparis memerlukan pengembangan kompetensi untuk meningkatkan keahlian dalam pengelolaan arsip. Hasil dari beberapa jurnal menyatakan bahwa sebagian besar arsiparis masih perlu membutuhkan ilmu pengetahuan yang lebih dalam terhadap ilmu kearsipan. Hal ini ditandai dengan kurangnya arsiparis dalam memunculkan aspek keterampilan untuk melakukan perawatan arsip, serta kurangnya aspek sikap dalam menjaga dan merawat arsip. Oleh karena itu, diperlukan adanya kegiatan untuk mengembangkan kompetensi arsiparis. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kompetensi profesi arsiparis agar dapat meningkatkan pengelolaan kearsipan diantaranya 1 Melaksanaan Diklat Kearsipan yang diselenggarakan oleh ANRI, 2 Meningkatkan taraf pendidikan arsiparis, 3 Menerapkan personal Branding, serta 4 Memberikan system pelatihan dan keterampilan. Dengan adanya kegiatan tersebut kompetensi Arsiparis dalam meningkatkan pengelolaan kearsipan akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. DAFTAR PUSTAKA Bukhori, F., & . L. 2019. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI. Khazanah Jurnal Pengembangan Kearsipan, 121, 51. Effendi, U. I. 2016. Peningkatan Kualitas Arsiparis melalui Personal Branding. Khazanah Jurnal Pengembangan Kearsipan, 92, 30–45. Fairuziah, A. K., & Prasetyawan, Y. Y. 2021. ANALISIS PELAKSANAAN DIKLAT KEARSIPAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI ARSIPARIS DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI BANTEN. 10. Handayani, F., & Sari, R. 2018. ANALISIS KOMPETENSI ARSIPARIS PROFESIONAL DI INDONESIA. 32, 12. Kuswantoro, A. 2019. KOMPETENSI ARSIPARIS PADA ERA DISRUPSI DI UNIVERISTAS NEGERI SEMARANG UNNES. 2018, 171, 5. Pratama, M. H. 2021. Pengembangan Sistem Pelatihan Melalui Analisis Kesenjangan Kompetensi Arsiparis di Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2021. Khazanah Jurnal Pengembangan Kearsipan, 142. Setiadiputra, R. Y. P. 2017. URGENSI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM SECARA BERKESINAMBUNGAN DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH. 51, 7. Syahreza, N. 2021. Kompetensi Arsiparis Pada Kantor Unit Layanan Pelanggan Muara Sabak Provinsi Jambi. 2021, 83. Wahyuningtyas, T. A. 2015. Analisa Kompetensi Arsiparis Dari Konsep Pengembangan Penyelenggaraan Sikn-Jikn Pada Badan Arsip Se-Jawa Timur. KKB KK-2 KKB KK-2 Wah a ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Harris PratamaKementerian Sekretariat Negara menyimpan arsip terkait dengan Presiden dan Wakil Presiden. Arsip tersebut perlu dikelola Arsiparis yang kompeten. Pembentukan arsiparis kompeten dilakukan melalui program Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara, yang salah satu prosesnya adalah analisis kebutuhan pelatihan. Analisis kebutuhan pelatihan dilakukan melalui pendekatan analisis kesenjangan. Tujuan penelitian yaitu menganalisis level dan jenis kompetensi yang dibutuhkan, yang dimiliki saat ini, kesenjangan antara level dan jenis kompetensi serta merancang program pelatihan sesuai kebutuhan. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif melalui metode sensus dengan responden sebanyak 46 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kesenjangan kompetensi. Hasil dari penelitian yaitu jenis kompetensi yang dibutuhkan arsiparis meliputi kompetensi manajerial, sosial kultural, dan teknis berkisar di level 4 - 5, jenis kompetensi yang dimiliki arsiparis berkisar di level 3 - 4, terdapat kesenjangan yang signifikan di semua jenis kompetensi baik itu kompetensi manajerial, sosial kultural maupun teknis, dengan besaran kesenjangan level kompetensi berkisar antara 0,13 sampai dengan 1,73, program pelatihan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan arsiparis dan termasuk kategori prioritas antara lain membangun integritas, bekerja dalam tim, bekerja efektif, pelayanan prima, penetapan tujuan, membangun tim efektif, komunikasi, penetapan tujuan dan umpan balik, people development, pengelolaan arsip dinamis, pengelolaan arsip statis, dan pembinaan Isnaeni EffendiSumber daya manusia SDM sebagai penggerak organisasi dituntut untuk mempunyai kualitas yang baik. Perkembangan zaman yang terus berubah menuntut SDM untuk terus berubah, karena peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu syarat yang utama, dan hal tersebut berlaku juga bagi arsiparis. Salah satu cara peningkatan kualitas SDM adalah dengan personal branding. Arsiparis dituntut untuk mempunyai personal branding yang lebih baik lagi agar dapat bersaing di pasaran SDM.Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia ANRIF BukhoriBukhori, F., &. L. 2019. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI. Khazanah Jurnal Pengembangan Kearsipan, 121, 51. 259Kompetensi Arsiparis Pada Kantor Unit Layanan Pelanggan Muara Sabak Provinsi JambiN SyahrezaSyahreza, N. 2021. Kompetensi Arsiparis Pada Kantor Unit Layanan Pelanggan Muara Sabak Provinsi Jambi. 2021, Kompetensi Arsiparis Dari Konsep Pengembangan Penyelenggaraan Sikn-Jikn Pada Badan Arsip Se-Jawa Timur. KKB KK-2 FIST A WahyuningtyasWahyuningtyas, T. A. 2015. Analisa Kompetensi Arsiparis Dari Konsep Pengembangan Penyelenggaraan Sikn-Jikn Pada Badan Arsip Se-Jawa Timur. KKB KK-2 KKB KK-2 Wah a BkxW. 209 197 209 120 129 91 62 262 458

jelaskan 3 masalah dalam kearsipan dan cara mengatasinya