Ul32:49 --> "Naiklah ke atas pegunungan Abarim, ke atas gunung Nebo, yang di tanah Moab, di tentangan Yerikho, dan pandanglah tanah Kanaan yang Kuberikan kepada orang Israel menjadi miliknya. Ul 32:50 --> kemudian engkau akan mati di atas gunung yang kau naiki itu, supaya engkau dikumpulkan kepada kaum leluhurmu, sama seperti Harun, kakakmuBISA dikatakan, kecintaan umat muslim kepada sang panutan Nabi Muhammad Saw merupakan cinta yang sejati. Bagaimana tidak, tanpa pernah bertemu, bertatap muka, kita bisa begitu menyayanginya, mengagumi sosoknya. Hanya melalui kisah-kisahnya tentangnya lah rasa rindu padanya bisa sedikit terobati. Kisah berikut mengisahkan tentang masa-masa yang amat membuat Rasulullah Saw begitu bersedih. Perasaan pilu tersebut melebihi kesedihannya ketika Rasul akan dibunuh pada perang Uhud. Bahkan Nabi mengatakan jika tidak ada yang paling menyedihkan dalam hidupnya selain hari itu. Ternyata kesedihan ini justru menjadi kemarahan malaikat penjaga gunung. Sampai-sampai, malaikat tersebut ingin mengangkat dua gunung lalu menghimpitkannya ke Kota Mekkah. Seperti apa kisahnya? Disebutkan dalam Shahih Bukhari Volume 4 hadist nomor 3231 Istri Rasulullah SAW Aisyah ra bertanya kepada Rasulullah SAW “Adakah hari dalam hidupmu yang lebih buruk dari pada hari perang Uhud?” Yang manakah hari terburuk dalam hidupmu? Rasulullah SAW menjawab, Ya, itu adalah hari Aqabah di Thaif. Ketika Rasulullah menyampaikan pesan Islam kepada penduduk Thaif, mereka justru menimpukinya dan mereka tidak mendengarkan pesannya dan mereka tidak mematuhi Rasulullah dan beberapa riwayat mengatakan mereka menimpukkinya dengan batu. Ini adalah hari terburuk dalam hidupnya. Lalu ketika Rasulullah berbaring dengan wajahnya menghadap matahari dan tiba-tiba Dia melihat segumpal awan kelabu meneduhi kepalanya. Dan ketika Beliau menengadah, Rasulullah melihat malaikat Jibril Malaikat Jibril berkata “Allah telah menyaksikan apa yang mereka lakukan kepadamu, dan bagaimana perlakuan mereka kepadamu. Jadi Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung untuk membantumu,” Kemudian Malaikat Jibril memanggil malaikat penjaga gunung. Ketika malaikat penjaga gunung datang, Ia berkata kepada Rasulullah SAW, “Tuhanmu telah mengutusku, dan kami telah mendengar dan menyaksikan apa yang dilakukan orang-orang kepadamu. Perintahkanlah apa yang harus kulakukan. Apapun katamu akan ku lakukan. Apa kau ingin aku mengangkat dua gunung di Kota Mekkah? Sehingga orang-orang itu akan remuk karena terhimpit gunung itu?“ Rasulullah SAW menjawab “Tidak, aku lebih mengizinkan jika Allah SWT menjadikan keturunan dari orang-orang ini, generasi orang-orang setelah ini menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya” MasyaAllah, bayangkanlah Nabi bersabda bahwa ini merupakan hari terburuk dalam hidupnya. Bayangkan jika ini hari terburuk dalam hidup kita dan seseorang ingin menolongmu dan berkata “Aku dapat menghancurkan mereka” Tapi di sini Rasulullah menjawab “Jangan hancurkan mereka” Beliau justru menginginkan agar keturunanan mereka tidak mengikuti mereka dan beriman kepada Allah. Disebutkan dalam Shahih Bukhari Volume 8 hadist nomor 6397 bahwa seseorang menghampiri Rasulullah dan berkata “Penduduk Daus mereka tidak setuju dengan pesan Islam dan mereka menolak pesannya mengapa kau tidak mengutuk penduduk Daus ini?” Dan sahabat mengira bahwa sekarang Rasulullah akan mengutuk penduduk Daus. Tapi Rasulullah SAW justru berdoa kepada Allah “Ya Allah, tuntunlah penduduk Desa Daus sehingga mereka dengat dengan kami. Berilah hidayah, berilah petunjuk”. Dan Rasul tidak mengutuk mereka. Begitulah teladan Nabi, selalu sabar dalam segala kondisi. Hal ini tentu akan sangat sulit direalisasikan pada masa kini. Dimana sebagian kita, lebih memilih marah dan benci. [] Wahyupertama kali yang diterima Nabi Muhammad SAW di Gua Hira yakni berupa Surat Al Alaq. Baca Juga: Dari Mekkah ke Madinah Al Munawwarah. Bagi Anda yang hendak berziarah ke Gua Hira harus mempersiapkan fisik karena letaknya di Gunung Jabal Nur. Letak Jabal Nur berada di kawasan Hejaz berjarak sekitar 7 kilometer dari Masjidil Haram. Jabal Nur
Jakarta - Malaikat penjaga gunung pernah marah karena melihat kesedihan Rasulullah SAW setelah dakwah beliau mendapat penolakan. Ia sempat menawarkan untuk menimpakan dua gunung di Makkah dan itu diceritakan dalam Kitab 'Alam al-Mala'ikah al-Abrar & Alam al-Jinn wa asy-Syayathin karya Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar dan diterjemahkan oleh Kaserun AS Rahman dengan bersandar pada hadits yang termuat dalam Shahih Bukhari dan Aisyah RA, ia bertanya kepada Nabi SAW, "Apakah engkau pernah mengalami hari yang lebih berat bagimu daripada Perang Uhud?" Rasulullah SAW menjawab, "Aku telah mendapatkan banyak hal dari kaumku. Hal yang paling berat yang pernah kualami dari mereka adalah pada hari Aqabah sebuah tempat di Mina. Hal itu ketika aku menawarkan dakwahku kepada Ibnu Abdi Yalail bin Kilal, tetapi ia tidak mau menerima apa yang aku pun berjalan dengan sangat sedih hingga baru tersadar ketika aku sudah berada di dekat Tsa'alib sebuah tempat di dekat Makkah. Aku melihat ke atas, ternyata ada segumpal awan yang memperhatikan dan ternyata di awan itu ada Malaikat Jibril yang memanggilku dan berkata, "Sesungguhnya, Allah telah mendengar ucapan kaummu terhadapmu dan bagaimana jawaban mereka terhadapmu. Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung kepadamu agar engkau perintahkan apa yang engkau mau terhadap mereka."Selanjutnya, malaikat penjaga gunung memanggilku dan mengucapkan salam kepadaku. Ia berkata, "Wahai Muhammad, itu terserah apa yang engkau kehendaki. Jika engkau menghendaki, akan aku timpakan Gunung Akhsyabain dua gunung Makkah dan Mina."Nabi SAW menjawab, "Akan tetapi, aku berharap agar Allah menurunkan dari tulang sulbi mereka, orang yang mau menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya."Imam an-Nawawi menjelaskan dalam Kitab Riyadhus Shalihin, tawaran malaikat penjaga gunung tersebut tidak diterima Rasulullah SAW. Bahkan, beliau mendoakan semoga di antara keturunan kaumnya itu ada yang menjadi orang mukmin dan Kitab Syarah-nya, Imam an-Nawawi juga menjelaskan, Rasulullah SAW tidak pernah marah karena dirinya atau membalas penganiayaan yang mengenai tubuhnya. Sebaliknya, beliau selalu bersabar di jalan dakwah dan mencari ridha Allah SWT di balik peristiwa tersebut.
3icY1. 205 245 144 181 122 26 324 292 395